Mengenai Saya

Foto saya
seseorang yg tak banyak omong tapi banyak b'kerja, setia pada arti pertemanan, tapi jika di khianati tak akan ada maaf bagimu,

Kamis, 31 Mei 2012

SIA perbankan

Krisis ekonomi dunia yang telah berlangsung sejak tahun 2008, telah memukul raksasa ekonomi dunia, seperti Amerika Serikat dan benua biru, Eropa. Sistem ekonomi pasar yang diberlakukan telah berimbas kepada rusaknya fundamental ekonomi negara-negara tersebut. Sistem perdagangan bebas telah menyebabkan ketidakseimbangan global. Negara-negara orientasi ekspor dan negara pengimpor tidak memiliki keseimbangan pada neraca perdagangannya. Akibatnya terjadi defisit neraca berjalan pada beberapa negera. Contohnya adalah negara Paman Sam, Amerika Serikat. Karena pengembangan sistem ekonomi didominasi oleh sektor konsumsi sehingga menyebabkan kebutuhan akan barang yang sebagian diproduksi di luar negeri meningkat. Ada pula sistem devisa bebas, yang mengakibatkan kurs/ nilai tukar mata uang setiap negara berubah-ubah sepanjang waktu. Perubahan nilai tukar uang telah mendorong inflasi yang berimbas pada kenaikan harga barang. Ketidakstabilan ekonomi di suatu negara terutama dimulai dari sektor finansial/ perbankan, dan kemudian akan berimbas ke sektor riil. Krisis moneter 1998 sebagai contohnya disebabkan oleh kejatuhan sektor perbankan. Patut dipahami juga bahwa sektor keuangan di Indonesia masih terkategori lemah dan sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan perkembangan regional. Hal ini jelas tidak menguntungkan karena berarti ekonomi nasional sangat bergantung terhadap kondisi ekonomi negara lain. Sistem perbankan di Indonesia yang masih menganut sistem devisa bebas juga sangat rentan untuk terkena krisis yang dapat muncul tiba-tiba. Bila melihat besarnya cadangan devisa Indonesia yang saat ini mencapai $ 76 miliar (sumber : BI), masih menjadi tanda tanya apakah mampu menangkal kemungkinan munculnya krisis dadakan yang bersifat sistemik. Diperlukan sistem lain yang dapat mengatasi berbagai kelemahan sistem keuangan konvensional yang selama ini berlaku di negara modern seluruh dunia. Sistem berasaskan keadilan, yang tidak memungkinkan adanya spekulasi sehingga menimbulkan ketidakpastian. Sistem perbankan syariah menawarkan hal-hal tersebut. Pada prinsipnya sistem perbankan syariah merupakan sistem yang bernafaskan pada ajaran islam, yakni sistem perbankan yang tidak mengenal riba. Riba yang dimaksud adalah sistem bunga yang pada umumnya diberikan oleh bank-bank konvensional. Sistem perbankan syariah mengutamakan mekanisme bagi hasil dalam setiap transaksinya. Ada beberapa keunggulan yang dimiliki perbankan berbasis syariah, diantaranya adalah sistem transaksi yang berupa bagi hasil ternyata jauh lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan sistem bunga. Dengan sistem bagi hasil perbankan terbukti memiliki daya tahan yang kuat terhadap adanya guncangan dari sistem keuangan global. Pada sistem perbankan syariah, tidak dikenal adanya peminjaman uang secara langsung. Akan tetapi berupa model kerjasama kemitraaan, seperti diantaranya adalah bagi hasil (mudharabah), prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli (murabahah), dan prinsip sewa (ijarah). Berikut adalah komposisi pembiayaan bank syariah dalam kurun waktu tertentu. Dari berbagai keunggulan tersebut, yang jelas adalah beberapa prinsip yang menjadi pedoman dan juga keunggulan lain, yakni ; (1) Prinsip keadilan : pembagian keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama. (2) Prinsip kesetaraan : kesamaan hak , kewajiban dan tanggung jawab antara pemilik, pengguna dana dan bank bersangkutan. (3) Prinsip ketentraman : prinsip syariah mengikuti aturan/ hukum islam. STRATEGI MENINGKATKAN KEUNGGULAAN BANK SYARIAH : Peningkatan sosialisasi mengenai begitu besar manfaat yang ditawarkan perbankansyariah menjadi kunci, terutama untuk segmen masyarakat yang beragama islam (muslim). Prinsip perbankan syariah memang bersumber dari islam akan tetapi berlaku universal. Artinya sistem tata kelola yang ada berdasarkan hukum-hukum ekonomi versi islam akan tetapi tidak tertutup dan hanya berlaku untuk umat muslim. Nilai pertumbuhan dan aset perbankan syariah menunjukkan kenaikan yang besar. Hal ini menunjukkan adanya respon positif masyarakat dengan keberadaan bank syariah. Akan tetapi untuk menjaga kontinuitas pertumbuhan dan meningkatkan antusiasme masyarakat tentang perbankan syariah , diperlukan upaya yang cerdas. Misalkan dengan menyisipkan program perbankan syariah di acara-acara bertemakan keagamaan ,contoh : pengajian , tabligh akbar. Tema ekonomi dan perbankan harus secara kontinu diberikan, sehingga pencerdasan masyarakat dapat terus terlaksana. Ada juga dengan menampilkan image atau brand baru, perbankan syariah harus lebih terbuka ke masyarakat dan benar-benar menunnjukkan nilai/ keunggulannya. Peningkatan sumber daya manusia menjadi salah satu kuncinya sehingga bank syariah mampu bersaing dengan bank umum

CAMELS bank

Bank Indonesia membuat standart kelayakan bagi bank-bank konvensional, dengan membuat perhitungan CAMEL tetapi sudah dibaharui menjadi CAMELS. CAMELS adalah singkatan dari Permodalan (Capital) Kualitas Aset (Asset Quality) Manajemen (Management) Rentabilitas (Earnings) Likuiditas (Liquidity) Sensitivitas terhadap Risiko Pasar (Sensitivity to Market Risks) Kriterianya di ukur dari 1-5 satu yang paling baik dan 5 yang paling buruk. Tetapi hasil dari perhitungan CAMELS tidak bias diliha oleh khalayak umum karena kalau dilihat oleh masyarakat umum dapat mempengaruhi pendapatan dari bank tsb. aktiva prod. di golongkan menjadi 5. yaitu: - aktiva prod lancar - aktiva prod perhatian khusus - aktiva prod kurang lancar - aktiva prod di ragukan - aktiva prod macet 1. Perhitungan aktiva produktif pada modal : Aktiva produktif yang diklasifikasi / Modal Perhitungan ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal dalam menghadapi aktiva produktif yang bermasalah. Semakin kecil ratio yang dihasilkan dari perhitungan tersebut maka semakin baik kemampuan modal dari bank tersebut. 1. Perhitungan aktiva produktif pada Assets Quality : Aktiva Produktif yang diklasifikasi / Aktiva Produktif Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui kualitas dari aktiva produktif bank tersebut. Semakin kecil ratio yang dihasilkan oleh perhitungan diatas maka semakin baik kualitas dari aktiva produktifnya. 1. Pada perhitungan untuk menentukan kualitas asset, Debitur inti kredit di luar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit: Debitur Inti / Total Kredit Berdasarkan perhitungan diatas, jika rata-rata kredit/debitur yang dihasilkan semakin kecil maka semakin baik kualitas asset dari bank tersebut. 1. Dalam perhitungan untuk menentukan tingkat liquidity terdapat perhitungan untuk menentukan tingkat ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti: Deposan Inti / Dana pihak ke-3 Dari perhitungan diatas, semakin rendah rata-rata deposito yang dimiliki oleh tiap depositor di bank tersebut maka tingkat likuiditas bank tersebut semakin baik. 1. Untuk menentukan tingkat manajemen dari suatu bank dilakukan berdasarkan “Good Coorporate Governance” 2. Semua hasil perhitungan terhadap bank-bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia tidak dilaporkan kepada masyarakat.